Entri Populer

Minggu, 08 September 2013

bingung!!

udah lama gak buka blog. coba ah bikin tulisan dikit...

Saudara-saudara, banyak sekali metode pengawetan makanan yang selama ini sudah dilakukan. Baik yang menggunakan suhu tinggi, suhu rendah, maupun non thermal. Yang dimaksud dengan metode pengawetan makanan dengan non thermal ialah usaha pengawetan makanan tidak menggunakan suhu atau dengan kata lain tidak dikenakan perlakuan baik suhu rendah maupun suhu tinggi. Tujuan perlakuan tetap sama, yaitu mengawetkan makanan namun dengan perantara listrik, tekanan, atau media-media lain sehingga dapat menginaktifasi mikroba. Ada beberapa macam yang termasuk metode non thermal, diantaranya:
     PEF (Pulse Electric Field)
Saudara-saudara, pernahkah Anda mengonsumsi susu cair kemasan yang biasa dijual di supermarket? Tentunya susu hasil perahan sapi tersebut harus diawetkan sehingga dapat bertahan lama di supermarket.
Pengawetan susu biasanya dilakukan dengan metode pasteurisasi, namun metode tersebut dirasa kurang tepat. Oleh karena itu, dikembangkan metode baru untuk mengatasinya, yaitu melalui teknologi pengawetan pangan tanpa melibatkan panas berupa teknologi Medan Pulsa Listrik Tegangan Tinggi (High Pulse Electric Field). Teknologi PEF merupakan aplikasi medan listrik tegangan tinggi (umumnya 20 – 80 kV/cm) yang dikenakan pada bahan pangan dalam waktu yang sangat pendek (kurang dari 1 detik). Pengolahan Pulsed Electric Fields (PEF) merupakan teknologi non thermal yang dapat menggantikan sebagian atau seluruhnya dari proses thermal dan mampu menginaktivasi mikroorganisme pada makanan tanpa kehilangan flavor, warna, dan nutrien secara signifikan.
Adanya medan pulsa listrik tegangan tinggi inilah yang dapat mengakibatkan inaktivasi sel mikroba dalam bahan pangan. Prinsip kerja mengapa PEF dapat menginaktivasi mikroba adalah dengan mengalirkan tegangan listrik tegangan tinggi sekitar 20-80 kV/cm melalui dua elektroda yang diletakkan diantara bahan pangan. Tegangan listrik yang tinggi dapat merusak membran sel bakteri. Amplitudo pada dinding sel bakteri berubah, akibatnya permeabilitas membran sel juga ikut berubah. Hal ini dikenal dengan istilah elektroporasi.
Namun, aplikasi PEF terbatas hanya untuk makanan cair yang tahan dengan kekuatan medan listrik tinggi, konduktivitas listrik yang rendah, dan tidak mengandung bentuk gelembung. Tetapi, faktor lain seperti frekuensi, waktu pengolahan, jenis dan bentuk denyut, serta karakteristik dari mikroorganisme itu sendiri dapat mempengaruhi keefektifan proses PEF.